ANALISIS
TRANSAKSIONAL
IFFA SAFIAH BINTI ISMAIL
11242205078
Terapi Ego State
Ego state adalah salah
satu bahgian dari sekumpulan kelompok yang mempunyai kesetaraan keadaan atau
kondisi emosi, yang dibedakan berdasarkan tugas khusus perasaan (mood) dan
fungsi mental khusus, saat kesadaran diasumsi sebagai identitas dari orang
tersebut. Ego state, tercipta karena terjadinya suatu pengalaman yang
berulang-ulang dari sebuah tindakan menjadikn sebagai ego state. Ego state
terbahagi kepada 3:-
1. Ego
state parent (ESP)
2. Ego
state adult (ESA)
3. Ego
state child (ESC)
1)
Ego
state parent. Ada dua jenis ego state orangtua, yaitu
orang tua membimbing dan pengkritik. Ego state ini berorentasi pada pemberian
respon pada stimulus yang orang lain berikan dan menanggap yang sebagai respon yang
tepat. Respon positif akan membimbing dan merespon negatif akan mengkritik. Yang
pertama adalah ego state orang tua membimbing , ego state ini ditandai dengan
adanya sikap mau memahami atau mengerti orang lain. Kedua, ego state orang tua
pengkritik. Ego state ini ditandai dengan adanya opini-opini yang menggurui dan
seolah menyalahkan, peng ekperesinya menggunakan tindakan dan kata-kata kasar.
2)
Ego
state adult. Yaitu ego state dalam diri manusia
yang mulai sadar akan pentingnya komunikasi, dan dalam pemikirannya adalah
komunikasi dua arah. Hal-hal yang mendasar pada ego state ini dalah tentang
adanya fakta atau informasi yang benar. Ego state dicirikan dalam penalaran
dalam berkomunikasi, bersikap berhati-hati saat berkomunikasi dengan orang
lain, adanya kejelasan dan bersikap tenang. Posisi tubuh yang dipresentasikan adalah
tegap namun saitai atau rileks.
3)
Ego
state child. Ada dua yaitu anak alamiah dan anak yang
menyesuaikn diri. Ego stae anak yang alamiah terjadi spontan dan itu wajar
terjadi pecerminan diri, seperti ketika memuji sendiri atau ketiak sedang
meminta perlindungan. Yang kedua adalah state anak yang menyesuaikan diri. Jika
setuju akan menjadi ego state anak penurut, jika tidak akan menjadi ego state
anak pemberontak.
a. Contoh
Ego State
(parent - child )
ayah: “adam, jangan main pasir tu!! (parent)
Anak: “kenapa ngak bisa yah?? (child)
Ayah: “nanti tangan kotor, (parent)
Anak: “baiklah ayah, adam cuci tangan
sekarang ya”.
(adult - child)
anak: “ayah kakak nak hp baru. Teman-teman
kakak dah punya hp baru, yng bisa selfie tu. Bisa ngak yah??
Ayah: “ayah kan dah beli hp untuk kakak
minggu kemarin.!!kenapa nak yang lain lagi??ngak usahlh beli yang baru, pakai
yang itu aja.
Anak:” nak juga yah..pokoknya nak
juga..kalau ngak kasi hp baru, kakak ngak mahu makan.
Abang: “ abang lihat, minah semakin
cantik sekarang..ap rahasianya??kongsilah.
Minah: “masa iya bang..abang ejek aku
kan..ngak mungkin lah..aku kan orangnya jelek..
Abang: “ iya kot..
(adult
- adult)
Minah: “ semek, kau ada wang lebih
ngak?? Bisa aku pinjam, aku tak cukup wang nak belanja.
Semek: “bisa. Berapa yang minah perlu.??
Dolah: “assalamualaikum ali..!!! lagi
apain di bawah pohon mangga kau tu??
Ali: “waalaikumsalam..oo dolah..ngak
buat apa-apa pun..tengah tunggu pesawat turun kat sini..
No comments:
Post a Comment