Monday, 8 December 2014


ANALISIS TRANSAKSIONAL

iffa safiah binti ismail
11242205078

Terapi Ego State
Ego state adalah salah satu bahgian dari sekumpulan kelompok yang mempunyai kesetaraan keadaan atau kondisi emosi, yang dibedakan berdasarkan tugas khusus perasaan (mood) dan fungsi mental khusus, saat kesadaran diasumsi sebagai identitas dari orang tersebut. Ego state, tercipta karena terjadinya suatu pengalaman yang berulang-ulang dari sebuah tindakan menjadikn sebagai ego state. Ego state terbahagi kepada 3:-
1.      Ego state parent (ESP)
2.      Ego state adult (ESA)
3.      Ego state child (ESC)

1)      Ego state parent. Ada dua jenis ego state orangtua, yaitu orang tua membimbing dan pengkritik. Ego state ini berorentasi pada pemberian respon pada stimulus yang orang lain berikan dan menanggap yang sebagai respon yang tepat. Respon positif akan membimbing dan merespon negatif akan mengkritik. Yang pertama adalah ego state orang tua membimbing , ego state ini ditandai dengan adanya sikap mau memahami atau mengerti orang lain. Kedua, ego state orang tua pengkritik. Ego state ini ditandai dengan adanya opini-opini yang menggurui dan seolah menyalahkan, peng ekperesinya menggunakan tindakan dan kata-kata kasar.
2)      Ego state adult. Yaitu ego state dalam diri manusia yang mulai sadar akan pentingnya komunikasi, dan dalam pemikirannya adalah komunikasi dua arah. Hal-hal yang mendasar pada ego state ini dalah tentang adanya fakta atau informasi yang benar. Ego state dicirikan dalam penalaran dalam berkomunikasi, bersikap berhati-hati saat berkomunikasi dengan orang lain, adanya kejelasan dan bersikap tenang. Posisi tubuh yang dipresentasikan adalah tegap namun saitai atau rileks.
3)      Ego state child. Ada dua yaitu anak alamiah dan anak yang menyesuaikn diri. Ego stae anak yang alamiah terjadi spontan dan itu wajar terjadi pecerminan diri, seperti ketika memuji sendiri atau ketiak sedang meminta perlindungan. Yang kedua adalah state anak yang menyesuaikan diri. Jika setuju akan menjadi ego state anak penurut, jika tidak akan menjadi ego state anak pemberontak.

a.       Contoh Ego State

 (parent - child )  
ayah: “adam, jangan main pasir tu!! (parent)
Anak: “kenapa ngak bisa yah?? (child)
Ayah: “nanti tangan kotor, (parent)
Anak: “baiklah ayah, adam cuci tangan sekarang ya”.

(adult   - child)

anak: “ayah kakak nak hp baru. Teman-teman kakak dah punya hp baru, yng bisa selfie tu. Bisa ngak yah??
Ayah: “ayah kan dah beli hp untuk kakak minggu kemarin.!!kenapa nak yang lain lagi??ngak usahlh beli yang baru, pakai yang itu aja.
Anak:” nak juga yah..pokoknya nak juga..kalau ngak kasi hp baru, kakak ngak mahu makan.

Abang: “ abang lihat, minah semakin cantik sekarang..ap rahasianya??kongsilah.
Minah: “masa iya bang..abang ejek aku kan..ngak mungkin lah..aku kan orangnya jelek..
Abang: “ iya kot..

 (adult  - adult)

Minah: “ semek, kau ada wang lebih ngak?? Bisa aku pinjam, aku tak cukup wang nak belanja.
Semek: “bisa. Berapa yang minah perlu.??

Dolah: “assalamualaikum ali..!!! lagi apain di bawah pohon mangga kau tu??
Ali: “waalaikumsalam..oo dolah..ngak buat apa-apa pun..tengah tunggu pesawat turun kat sini..






No comments:

Post a Comment